April 14, 2011

Yuk! Bersihkan Sampah Agar Tak Jadi Sarang Ulat Bulu

Jakarta - Tumpukan sampah bisa menjadi sarang ulat bulu yang siap untuk berkepompong. Sebab tumpukan sampah adalah tempat teduh yang dianggap aman oleh ulat. Untuk mencegah ulat bulu bersarang, yuk bersihkan sampah di sekitar kita! 

"Bisa saja sampah digunakan untuk menyembunyikan kepompong sebelum nantinya berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu yang dihasilkan dari ulat bulu yang ada di Tanjung Duren, bukan yang cantik ya, tetapi ngengat," ujar peneliti laboratorium di UPT Balai Proteksi Tanaman DKI Jakarta, Muanis, kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).

Menurutnya, UPT Balai Proteksi Tanaman DKI telah meneliti ulat bulu di Tanjung Duren hingga level familinya. Famili ulat ini adalah Lymantridae. Namun spesies ulat ini masih belum diketahui.

"Untuk sampai spesies butuh waktu. Mungkin sekitar 2 minggu lagi," ucap Muanis.

Dia menjelaskan, ciri khas ulat yang terdapat di Tanjung Duren adalah terdapat punuk. Warna ulat adalah hitam dan bulunya abu-abu. Hidup binatang ini sejak dari telur hingga menjadi kupu-kupu adalah 4-7 minggu. Sedangkan panjang larvanya adalah 30-50 milimeter.

Ketika memasuki fase kepompong, binatang ini membentuk cangkang kepompong dari anyaman rambutnya. Ketika sudah keluar dari kepompong, kupu-kupu yang keluar warnanya coklat terang atau putih keabu-abuang agak terang.

"Inangnya banyak. Bisa pohon cemara, mangga, jeruk, semak-semak, palem," jelas Muanis.

Dia mengimbau agar warga menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, warga diminta mengumpulkan kepompong yang ditemukan di sampah, pohon, maupun di tempat lainnya. Kepompong lalu dimasukkan ke botol dan diserahkan ke UPT Balai Proteksi Tanaman.

"Dari kepompong itu ada yang menjadi ngengat atau ada yang berupa seperti lebah yang merupakan parasitoid. Parasitoid ini bisa mengganggu telur maupun larva darinngengat. Kalau akan melakukan pengendalian, sebaiknya menggunakan pengendali biopestisida yang ramah lingkungan," tutur Muanis.

No comments:

Post a Comment