January 20, 2013

Komitmen Etis yang Diterapkan Perusahaan


PT INDONESIA POWER berkomitmen mengimplementasikan GCG secara konsisten yang salah satunya dilakukan melalui penerapan Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct).

Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) berlaku untuk seluruh insan Indonesia Power yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai (baik pensiunan, aktif, maupun calon pegawai) yang mempunyai atribut Indonesia Power dan atau yang bertindak atas nama Indonesia Power;  Anak Perusahaan, Pemegang Saham serta seluruh stakeholders atau mitra kerja yang melakukan transaksi bisnis dengan Indonesia Power.

Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis dan etika kerja insan Indonesia Power yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai visi dan misi Perusahaan.

PT INDONESIA POWER senantiasa mendorong kepatuhan terhadap Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkatan dalam Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Pedoman Etika dipatuhi dan dijalankan dengan baik pada jajaranmasing-masing.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Selanjutnya setiap individu (pegawai) diwajibkan untuk menandatangani komitmen pribadi Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) secara tahunan.

Guna mendorong implementasin Pedoman Etika Perusahaan (Codenof Conduct) dapat berjalan baik Indonesia Power melaksanakan program internalisasi dan sosialisasi di seluruh wilayah operasi Perusahaan. Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) senantiasa disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perjalanan bisnis Perusahaan. Keberhasilan implementasi Pedoman Etika Perusahaan (Code of Conduct) sangat didukung oleh semangat, komunikasi dan komitmen bersama untuk melaksanakannya dalam aktivitas operasional sehari-hari.


January 19, 2013

Akuntansi Pemerintahan


HUTANG JANGKA PANJANG
Adalah semua kewajiban perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi, yang akan dilunasi dengan menggunakan sumber-sumber yang bukan digolongkan sebagai aktiva lancar.
Utang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan, misalnya ; penambahan modal kerja permanent, pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi, afiliasi, pelunasan hutang jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll.
ada tiga jenis hutang jangka panjang yang harus diselesaikan oleh dana penyelesaian Hutang, yaitu :
a.       Term atau sinking fund bond, adalah hutang obligasi jangka panjang yang jumlah pokok pinjamannya akan dibayar kembali sekaligus pada suatu tanggal jatuh tempo tertentu.
Oleh karena itu obligasi ini memerlukan akumulasi dana sedemikian rupa agar dapat membayar pokok pinjaman secara sekaligus pada saat jatuh tempo.
Di samping itu bunga harus dibayar dalam tiap semester dari jumlah pokok pinjaman. Pada tahun-tahun belakangan ini dikenal pula apa yang disebut sebagai obligasi berseri (serial bond) yaitu obligasi yang membutuhkan pembayaran secara periodic untuk pokok pinjaman bersama-sama dengan bunganya.
b.      Notes: yaitu dokumen yang menunjukkan suatu tanggung jawab yang membayar kembali pinjaman yang dilakukan. Jika pembayaran kembali akan dilakukan dalam waktu satu tahun ,maka umumnya akan diselenggarakan dalam dana umum. Sebaliknya pembayaran kembali lebih dari atu tahun akan dimasukkan dalam dana penyelesaian hutang.
c.       Warrants; adalah perintah badan otorisator kepada bendaharawan untuk membayar sejumlah tanggungan. Jika pembayaran lebih daripada satu tahun sejak diterbitkan akan dimasukkan dalam debt service fund (Dana Penyelesaian Hutang.DPH).
Adapula kelompok umum jangka panjang lainnya, yang secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu, antara lain sbb :
1.      Hutang Hipotik: Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika  peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2.      Hutang Obligasi: Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal  obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.

AKUNTANSI DANA USAHA (ENTERPRISE FUND)
Suatu unit pemerintahan sering memiliki dan mengoperasikan airport, sistem transportasi, air minum, perumahan untuk umum dan usaha-usaha lain yang memberikan jasa pelayanan umum kepada masyarakat. Dana usaha dibentuk untuk membukukan kegiatan usaha seperti ini dan bersifat self-supporting.
Perusahaan pemerintah biasanya melaksanakan kegiatan akuntansinya sama seperti halnya perusahaan komersial. Dana usaha mencatat aktiva modal yang dimiliki oleh dana ini dan digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Disamping itu, dana ini juga mencatat utang obligasi yang akan dilunasi dari dana usaha. Oleh karena itu, ini berkepentingan terhadap laba yang diperoleh, maka dasar akuntansi yang dipakai adalah dasar accrual (accrual basis). Laporan keuangan dana usaha sama seperti laporan perusahaan komersial sehingga tidak perlu diberikan contoh transaksi maupun akuntansinya.

AKUNTANSI DANA PERWALIAN (TRUST AND AGENCY FUNDS)
Dana perwalian digunakan untuk membukukan penerimaan dan transfer yang berhubungan dengan kekayaan yang dikuasakan kepada pemerintah, pensiun dan kegiatan-kegiatan lain dimana pemerintah bertindak sebagai pegadai. Tujuan dibentuknya dana perwalian untuk memastikan bahwa sumber-sumber yang tersedia bagi dana ini dikelola sesuai dengan perjanjian trust and agency.
Jika dana perwalian dibentuk, maka hanya menghasilkan dari investasi dana ini yang boleh dibelanjakan (expendable). Jadi harus dibuat pemisahan antara rekening dana belanja dan dana bukan bekanja (non-expendable). Berikut ini adalah transaksi untuk menjelaskan hal ini:
1.      Pemerintah kota Alengka menerima pemberian (gift) sebesar Rp 50.000,00 untuk beasiswa anak-anak yang orang tuanya bekerja pada pemerintah kota Alengka. Uang Rp 50.000,00 harus diinvestasikan dan hasil dari invesatsi ini boleh digunakan sebagai beasiswa. Jurnal untuk mencatat penerimaan ini sbb :
Cash                                                                                 Rp  50.000,00
Non-expendable fund balance                                                            Rp  50.000,00

2.      Uang kas ini di investasikan pada surat berharga :
Investments                                                                      Rp  50.000,00
Cash                                                                                        Rp  50.000,00

3.      Hasil dari investasi diatas sebesar Rp 5.000,00 :
Cash                                                                                 Rp    5.000,00
Expendable fund balance                                                       Rp    5.000,00

4.      Diberikan beasiswa untuk 2 orang total   Rp 4.500,00 :
Expendable fund balance                                                            Rp    4.500,00
Voucher payable                                                                     Rp    4.500,00
Voucher payable                                                 Rp    4.500,00
Cash                                                                                        Rp    4.500,00
Pada akhir periode disusun neraca, laporan perubahan saldo dana dan laporan penerimaan dan pengeluaran.

AKUNTANSI DANA JASA INTERN PEMERINTAH (INTRAGOVERMENTAL SEVICE FUNDS)
Dana jasa intern digunakan untuk membukukan aktifitas intern suatu unit pemerintahan yang memberikan barang atau jasa kepada unit pemerintahan lainnya, jasa yang diberikan meliputi gudang-gudang induk garasi pusat, bengkel induk, pusat pembelian dan pusat percetakan. Biasanya barang dan jasa ini tidak tersedia secara umum diluar. Dana jasa intern dibentuk dengan memberikan dari dana umum atau dana dari penerbitan utang obligasi. Departemen atau unit pemerintah lainnya yang menerima barang atau jasa dari dana ini akan membayar sebesar harga pokok barang atau jasa tersebut.
Dana jasa intern diopersikan seperti perusahaan swasta (bedanya dana ini hanya non profit motive) dan akuntansi untuk dana ini mirip dengan perusahaan swasta. Rekening anggaran tidak dipakai dalam dana jasa intern , walaupun rekening encumbrances mungkin digunakan (jika perlu). Sumbangan dari dana umum akan dicatat debit cash dan kreditnya contribution from general fund. Pada akhir tahun, selisih antara penghasilan dan biaya jika rugi, akan dibebankan kepada departemen yang menerima jasa tersebut, jika hasilnya laba maka akan dibebankan ke laba ditahan.
Laporan keuangan yang harus disusun oleh dana jasa intern adalah neraca, laporan operasi dan laporan perubahan laba ditahan. Berikut ini contoh transaksi dan akuntansi dana jasa intern.
Contoh :
1.      Pemerintah daerah Alengka telah menyetujui untuk mensentralisasi fungsi pembelian, penyimpanan dan pengeluaran barang pada tanggal 1 januari 19X2. Fungsi ini akan dikelola dan dibukukan dalam dana supplies (supplies fund). Untuk tujuan ini telah di transfer dari dana umum sebagai kontribusi dana supplies berupa inventory supplies Rp12.300,00 dan uang kas Rp 25.000,00 sebagai modal kerja. Disamping itu diterima pula pinjaman dari warkat utility fund sebesar Rp 100.000,00 guna membeli gedung dan peralatannya. Pinjaman ini akan dikembalikan selama 20 kali angsuran.
Jurnalnya adalah sbb :
Cash                                                                                Rp 125.000,00
Inventory of supplies                                                              Rp   12.300,00
Advance from water utility fund                                            Rp 100.000,00
Contribution from general fund                                              Rp   37.300,00

2.      Misalkan telah dibeli tanah beserta bangunan gudang dengan harga Rp 70.000,00; harga tanahnya ditaksir Rp 10.000,00. Dibeli juga mesin peralatan gudang seharga Rp20.000,00 serta peralatan pengiriman seharga Rp 10.000,00. Jika pembelian ini dilakukan secara tunai maka akan dijurnal sbb :
Land                                                                                 Rp   10.000,00                       
Building                                                                           Rp   60.000,00
Machinery and equipment –warehouse                           Rp   20.000,00
Equipment delivery                                                          Rp   10.000,00
Cash                                                                                        Rp 100.000,00

3.      Dipesan tambahan supplies guna mempertahankan tingkat persediaan sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam hal ini tidak diperlukan rekening encumbrances untuk mencatat pesanan ini. Dalam tahun 19X2 supplies yang dipesan diterima dengan faktur sebesar RP 179.800,00. Jurnal yang akan dibuat adalah :
Inventory supplies                                                           Rp 179.800,00
Voucher payable                                                                     Rp 179.800,00

4.      Dana supplies harus mencatat persediaan dengan sistem perpetual artinya jika supplies digunakan, maka rekening persediaaan akan di kredit sebesar harga pokoknya. Oleh karena itu, unit pemakaian dana akan dibebani dengan harga diatas harga pokoknya, maka rekening piutang dan penghasilan harus mencerminkan harga jual supplies tersebut. Besarnya “markup“ diatas harga pokoknya harus ditentukan atas dasar anggaran biaya dan pos-pos lainnya yang dibiayai dari laba bersih. Jika anggaran dana supplies menunjukan markup sebesar 35% dari harga pokok, maka pemakaian supplies sebesar Rp 170.000,00 , oleh departemen dana umum akan dijurnal sbb :
4a. cost of supplies issued                                                Rp 170.000,00
Inventory of supplies                                                              Rp 170.000,00

4b due from general fund                                                Rp 229.500,00
Billings to department                                                                        Rp 229.500,00

5.      Selama tahun 19X2 dikeluarkan biaya pembelian Rp 18.000,00 , biaya gudang Rp 11.000,00 , biaya administrasi Rp 10.000,00 dan biaya pengiriman Rp 12.000,00 . jika semua hutang sebelum dibayar menggunakan voucher maka jurnalnya sbb :
Administration expenses                                                  Rp   10.000,00
Purchasing expenses                                                        Rp   18.000,00
Warehousing expenses                                                     Rp   11.000,00
Delivery expenses                                                            Rp   12.000,00
Voucher payable                                                                     Rp   51.000,00

6.      Jika pelunasan dari dana umum selama tahun 19X2 sebesar Rp 213.000,00 maka jurnalnya (berhubungan dengan transaksi 4b) :
Cash                                                                                Rp 213.000,00
Due from general fund                                                           Rp 213.000,00

7.      Misalkan hutang voucher yang dilunasi selama tahun 19X2 sebeesar Rp 208.000,00 maka jurnalnya :
Voucher payable                                                              Rp 208.000,00
Cash                                                                                        Rp 208.000,00

8.      Pembayaran angsuran pertama akhir tahun 19X2 atas hutang water utility fund sebesar Rp 5.000,00 :
Advance from water utility fund                                    Rp    5.000,00
Cash                                                                                        Rp    5.000,00

9.      Misalkan gedung gudang memiliki umur ekonomis 20 tahun, mesin dan peralatan gudang 10 tahun, peralatan pengiriman 5 tahun. Jika luas area kantor administrasi 10  dari total area gudang, maka 10% dari total depresiasi gudang merupakan biaya administrasi sebesar Rp 300,00. Begitu juga dengan luas area bagian pembelian 10% dari total area gudang maka 10% dari biaya depresiasi gudang merupakan biaya pembelian. Sisa nya 80% merupakan area yang dipakai oleh gudang sehingga besarnya biaya gudang Rp 2.400,00.
Jurnalnya yang harus dibuat adalah sbb :
Administrative  expenses                                                 Rp        300,00
Purchasing expenses                                                        Rp        300,00
Warehousing expenses                                                     Rp     4.400,00
Delivery  expenses                                                           Rp     2.000,00
Allowances for depreciation-building                                                Rp     3.000,00
Allowances for depreciation-maachineery & equipment-
warehouse                                                                               Rp     2.000,00
Allowances for epreciation-equipment delivery                     Rp     2.000,00

10.  Setelah semua rekening penghasilan dan biaya selama tahun 19X2 dibukukan, maka pada akhir periode semua rekening nominal ditutup dengan jurnal sbb :
Billings to department                                                     Rp 299.500,00
Cost of supplies issued                                                           Rp 170.000,00
Administrative expenses                                                         Rp   10.300,00
      Purchasing expenses                                                               Rp   18.300,00
      Warehousing expenses                                                            Rp   15.400,00
      Delivery expenses                                                                   Rp   14.000,00
      Excess of net billings to department over cost                       Rp     1.500,00

11.  Jika kegiatan dana ini menghasilkan keuntungan, maka akan dicatat dalam rekening excess of net billing to department over cost, sebaliknya jika menghasilkan kerugian akan dicatat dalam rekening excess of cost over net billing to departments. Rekening ini digunakan sebagai padanan rekening income summary atau current earning pada usaha profit motive. Pada akhir periode akuntansi, rekening ini dipindahkan ke laba ditahan dengan jurnal :
Excess of net billings to department over cost                Rp     1.500,00
      Retained earnings                                                                   Rp     1.500,00

Kelompok Rekening Aktiva Tetap Umum (General Fixed Assets Group Of Accounts)
Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya dan harta berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang sifatnya relatif tetap, bukan merupakan barang-barang dagang yang hendak dijual.
Klasifikasi Aktiva Tetap dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      Klasifikasi aktiva tetap berwujud
·         Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable assets)
Contoh : Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.
·         Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Contoh : Tanah.
2.      Klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud
·         Aktiva yang masa manfaatnya dibatasi oleh hukum (ketentuan, persetujuan atau sifat aktiva)
·         Aktiva yang masa manfaatnya tidak terbatas (goodwill dan merk dagang)
Semua aktiva tetap yang dimiliki oleh unit pemerintahan akan dicatat didalam kelompok rekening aktiva tetap umum , kecuali aktiva tetap yang diperoleh dengan dana usaha, dana jasa intern , dan dana perwalian. Semua aktiva di catat sebesar harga perolehannya sedang aktiva pemberian dicatat sebesar taksiran harga perolehannya. Untuk bisa dikelompokkan sebagai aktiva tetap, maka aktiva tersebut harus memiliki umur lebih dari satu tahun, mempunyai nilai yang cukup berarti dan berwujud. Berikut ini contoh transaksi dan akuntansinya.
1.      Pemerintah kota alengka membeli peralatan seharga Rp 5000 dari dana umum. Pada dana umum akan dijurnal debit “expenditure “ dan kredit “voucher payable”. Sedang pada saat yang sama direkening aktiva tetap umum akan dicatat sbb :
Equipment                                                                        Rp    5.000,00
                        Invesment in fixed assets , general fund                                Rp    5.000,00
Dalam hal ini tidak dilakukan penyusutan terrhadap aktiva tetap karena tidak diakui adanya laba atau rugi usaha . disamping itu aktiva tetap biasanya dibeli daru dana pendapatan umum atau dari penerbitan obligasi dan bukan dari laba (earning ) sehingga atas dasar alasan inilah tidak diakui adanya penyusutan aktiva tersebut.
2.       Dalam contoh transaksi dana proyek dimuka , 50% dari pembangunan proyek dinyatakan sudah selesai , maka hal ini akan dicatat juga dalam rekening aktiva tetap umum sbb :
Conctruction in progress                                                 Rp   490.000,00
                        Investment in fixed assets , capital project fund                    Rp   490.000,00
3.      Jika proyek ini telah selesai seluruhnya , maka harga perolehan proyek tersebut akan dijurnal sbb :
Buildings                                                                          Rp   980.000,00
                        Conctruction in progress                                                         Rp   490.000,00
                        Investment in fixed assets, capital project fund                     Rp   490.000,00
4.      Seperti dalam contoh transaksi dana pungutan khusus, biaya perbaikan jalan sebesar Rp 99.000 . transaksi ini akan dicatat juga di dalam rekening aktiva tetap umum sbb :
Street improvements                                                        Rp     99.000,00
                        Investment in fixed assets, special assesment fund                Rp    99.000,00
Jurnal untuk menghapuskan aktiva tetap dari rekening aktiva tetap umum adalah dengan mendebit investment in fixed asset, general fund dan megkredit rekening aktiva tetap yang bersangkutan (buldings).
Laporan tetao aktiva tetap umum merupakan laporan yang harus disusun untuk kelompok rekening aktiva tetap umum. Laporan ini menunjukkan aktiva tetap yang dikelompokkan menurut jenis (buildings, equipment). Untuk mengimbangi aktiva tetap ini maka investment in fixed assets disusun atas dasar sumber dana yang digunakan untuk mendapatkan aktiva ini ( general fund , special assesment fund, gift dan grants)

Kelompok Rekening Umum Hutang Jangka Panjang (General Long-Term Debt Group Of Accounts)
Semua utang jangka panjang yang memiliki waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun akan dicatat dalam rekening umum utang jangka panjang , berikut ini contoh transaksi dan akuntansinya.
1.      Pada contoh dana proyek dimuka, telah diterbitkan obligasi nominal Rp 1.000.000. utang obligasi ini akan dicatat di dalam rekening umum utang jangka panjang sbb :
Amount to be provided for payment of bonds                Rp 1.000.000,00
                        Bond payable                                                                          Rp 1.000.000,00
2.      Utang obligasi dengan nilai nominal Rp 60.000 yang diterbitkan dalam rangka untuk pembangunan proyek telah dilunasi dari dana pelunasan utang ( lihat jurnalnya adalah sbb :
Bond payable                                                                  Rp      60.000,00
                        Amount to be provided for payment of bond                                   Rp     60.000,00
3.      Kenaikan jumlah uang yang tersedia untuk melunasi utang obligasi yang tampak dalam dana pelunasan utang (lihat neraca dana pelunasan utang di muka ) akan dijurnal sbb :
Amount available in debt service fund                           Rp 100.000
                        Amount to be provided for payment of bond                                    Rp 100.000

Referensi :
Sabeni dan Ghazali. Akuntansi Pemerintahan edisi 4. UNDIP. Semarang.